Filler


Untuk mendapatkan wajah cantik dan bentuk tubuh yang indah kadang orang selalu memikirkan cara instant untuk mendapatkan itu semua. Menjadi kepuasan tersendiri apabila kita tampil lebih cantik dari kita yang sekarang. Salah satu teknik instant untuk merubah wajah kita selain dengan bedah plastik yaitu dengan suntik filler.
Filler merupakan teknik penyuntikan zat asam hialuronat (HA) ke bawah lapisan kulit untuk menambah volume dan mengencangkan kulit. Asam hialuronat sendiri sebenarnya sudah ada di dalam tubuh kita namun jumlahnya terbatas. Filler yang ideal adalah filler non permanen yang tidak menimbulkan reaksi alergi, tidak menyebabkan peradangan, dapat diserap oleh tubuh dan memberikan tampilan yang natural. Filler non permanen walaupun praktis dan tanpa sakit,  tidak bertahan seumur hidup seperti bedah plastik, umumnya bertahan 6-12 bulan. HA yang disuntikkan akan menyatu dengan HA alami di hidung dan lama kelamaan terserap sempurna oleh tubuh.
Untuk alasan kenyamanan dan keamanan pasien, sebaiknya memilih menggunakan produk dermal filler yang sudah terpercaya, terdaftar di Depkes dan telah terbukti hasilnya, salah satunya yaitu Restylane. Dermal filler Restylane menggunakan teknologi NASHA (Non Animal Stabilized Hyaluronic Acid), dimana asam hialuronat yang terkandung di dalamnya distabilkan dan dimodifikasi secara minimal sehingga memiliki daya biokompabilitas tinggi yang membuat Restylane mampu diurai secara alami dalam tubuh dan meminimalisir kejadian alergi.
Jenis Utama Filler
Ada berbagai jenis filler yang dapat digunakan. Area wajah yang berbeda memerlukan jenis filler yang berbeda pula. Tiap jenis mengandung bahan yang berbeda dengan tingkat ketahanan yang berbeda. Berikut beberapa jenis filler yang umum tersedia, berikut dengan karakteristiknya.
  1. Asam hialuronat
Asam hialuronat adalah bagian alami kulit yang umumnya berkurang seiring pertambahan usia. Untuk filler, zat ini tersedia dalam bentuk alami dan sintetik. Berikut karakteristiknya:
  • Jarang ditemukan reaksi alergi pada penggunaan filler tipe ini.
  • Berbentuk gel dengan komposisi sedikit tebal.
  • Dapat digunakan pada area-area terbatas seperti sudut kanan atau kiri mulut, mengisi bibir, dan mengisi cekungan di bawah mata.
  • Jika hasilnya tidak sesuai harapan, bahan ini dapat dinetralkan dengan suntikan enzim hialuronidase.
  • Dapat bertahan selama 9-12 bulan.
  • Hasilnya tidak dapat dilihat seketika, seperti filler lain.
  1. Kolagen bovine
  • Berasal dari kulit sapi. Kolagen adalah filler paling tua dan disebut paling baik dari semua yang ada.
  • Harga lebih terjangkau dan lebih efektif.
  • Pasien wajib menjalani tes alergi karena bahan ini dapat menyebabkan reaksi alergi.
  • Oleh karena secara alami tubuh memecah suntikan kolagen, maka bahan ini perlu disuntikkan 2-4 kali dalam setahun.
Selain itu terdapat juga kolagen manusia yang dikembangbiakkan dari sel-sel manusia. Tidak diperlukan tes alergi lebih dulu karena jenis kolagen ini tidak menimbulkan reaksi alergi dibandingkan kolagen bovine. Meski begitu suntikan tetap perlu diulang tiap 3-6 bulan. Karena relatif lebih aman, maka kolagen manusia ini berharga lebih mahal.
  1. Lemak autologus atau sel-sel lemak dalam tubuh
Didapatkan dengan mengangkat sedikit lemak berlebih di salah satu bagian tubuh, seperti pada perut, paha, ataupun bongkok untuk disuntikkan ke bawah permukaan kulit wajah.
  • Umumnya tidak ada reaksi alergi karena bahan yang disuntikkan adalah kulit sendiri.
  • Hasilnya dapat bersifat permanen meski berbeda pada tiap orang.
  • Dapat bertahan 1-12 bulan.
  1. Polimer buatan biodegradable
  • Dapat bertahan hingga 24 bulan.
  • Setelah disuntikkan, bahan ini akan merangsang sel kulit untuk membuat kolagen.
  • Jenis Poly-L-lactide (PLLA) telah banyak digunakan sebagai bahan menjahit lapisan kulit dan tidak bersifat racun.
  • Ada juga Polymethyl methacrylate (PMMA) yang dulunya digunakan sebagai perekat untuk operasi tulang sebelum akhirnya digunakan sebagai filler.
  1. Hidroksiapatit kalsium
  • Bertahan hingga satu tahun.
  • Dibutuhkan untuk mengisi area yang membutuhkan suntikan bervolume banyak, seperti pipi dan dagu.
  • Terbuat dari mineral yang memperkuat tulang.
  • Mineral ini ditanam dalam partikel kecil yang kemudian dilarutkan di dalam cairan. Cairan inilah yang kemudian disuntikkan.
  1. Kolagen bovine dan manik plastik mikroskopik (Artefill)
  • Bahan ini adalah suspensi gel yang terbuat dari poli/metil metasrilat, kolagen bovine, dan lidokain.
  • Seiring kolagen lama-kelamaan habis, maka manik plastik secara permanen tinggal di bawah permukaan kulit.
  • Dapat bertahan 1-5 tahun.
Treatment yang paling banyak diminati pasien yaitu menghilangkan kantung mata dan memancungkan hidung. Terutama hidung, karena kecenderungan orang Indonesia tulang hidungnya kurang tinggi atau ujung hidungnya kurang lancip.
Dokter perlu memberikan konsultasi area wajah yang mana saja yang perlu di-filler, disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Dan mampu memberikan saran bagi pasien jika keinginan pasien kurang sesuai dengan kebutuhan treatment.  Dokter harus menjelaskan dengan jelas apa itu prosedur penyuntikan seperti apa (mulai dari anestesi sampai penyuntikan selesai), reaksi apa saja yang bisa timbul setelah penyuntikan (sedikit kemerahan, bengkak, gatal, memar, dan nyeri).
Karena filler Restylane berbahan dasar gel asam hialuronat, maka sangat dianjurkan jangan terkena panas berlebihan (seperti sauna) dalam 4 – 5 hari setelah penyuntikan karena gel akan cepat mencair dan hilang. Misalkan pasien baru saja melakukan treatment filler pada area hidung atau pipi, disarankan jangan tidur tengkurap atau miring karena takutnya bentuk hidung atau pipi akan berubah  karena gel belum mengeras dalam 4 – 5 hari.
Meminimalkan Risiko
Seperti semua prosedur yang memiliki risiko, suntik filler juga berisiko mendatangkan kondisi-kondisi berikut:
  • Setelah filler disuntikkan, gejala yang umum dirasakan antara lain adalah nyeri, bengkak, gatal, dan kemerahan di daerah yang disuntik.
  • Memar atau perdarahan.
  • Reaksi alergi seperti ruam dan gejala menyerupai flu.
  • Dapat terbentuk benjolan-benjolan kecil di bawah permukaan kulit. Pada beberapa kasus, benjolan ini bersifat permanen.
  • Dapat terjadi efek Tyndall, yaitu perubahan warna kulit menjadi kebiruan.
Dampak lain seperti pembekuan darah yang mengarah pada kebutaan, nekrosis, dan sepsis/keracunan darah sangat jarang terjadi. Namun segera periksakan diri ke dokter jika mengalami kondisi-kondisi: nyeri yang tidak biasa, bercak putih di sekitar area yang disuntik, gejala stroke, gangguan penglihatan, rasa kebas pada bagian tubuh, sulit berjalan dan bicara, kulit wajah turun seketika, kebingungan, dan sakit kepala parah.
Untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi, berikut hal-hal yang perlu Anda periksa sebelum menjalani praktik ini:
  • Lokasi. Untuk mencegah infeksi dan kecelakaan, suntikan filler harus diberikan di tempat yang layak, bersih, dan aman, seperti di klinik resmi atau rumah sakit. Suntikan ini sebaiknya tidak diberikan di rumah, hotel, spa, ataupun outlet biasa.
  • Pastikan praktisi yang akan menangani Anda memang adalah dokter, dermatologis, dokter bedah kecantikan, ahli farmasi, ataupun perawat yang telah menjalani pendidikan resmi. Ini dapat dibuktikan dengan ada tidaknya sertifikasi legal. Jangan tertipu dengan gelar-gelar tertentu yang bukan didapatkan dari pelatihan yang resmi.
  • Apakah praktisi yang menangani Anda memang terlatih? Agar dapat memberikan suntikan kecantikan, seseorang harus benar-benar mengetahui cara-cara seperti menangani reaksi alergi parah dan berbagai reaksi yang mungkin timbul akibat suntikan tersebut.
  • Beragam filler dijual bebas, bahkan secara online. Meski mudah didapatkan, tapi filler dapat membawa dampak buruk permanen dan berbahaya jika tidak cocok untuk kulit wajah dan tidak berikan oleh tangan yang tepat. Oleh karenanya hindari membeli filler ini sendiri. Juga hindari filler yang berasal dari tempat di luar tempat praktik dokter.
  • Pastikan dokter menginformasikan risiko dan efek samping suntikan.
  • Harga masing-masing filler berbeda tergantung jenisnya. Umumnya filler yang lebih tahan lama akan berharga lebih tinggi. Selain itu harga ditentukan juga oleh keahlian praktisi dan tempat prosedur dijalankan.  Walaupun demikian, hindari juga menjadikan harga sebagai satu-satunya patokan.
  • Sebelum prosedur, hindari mengonsumsi obat pengencer darah, aspirin, obat anti peradangan nonsteroid, vitamin E, dan minuman keras. Pengidap kondisi tertentu sebaiknya mempertimbangkan untuk menghindari suntikan ini. Suntikan filler dapat berbahaya pada pengidap herpes zoster atau wabah herpes simpleks karena justru dapat memperparah kondisi tersebut. Sebelum menjalankan prosedur, dokter barangkali akan memberikan obat antivirus pada orang yang mengalami beberapa wabah herpes dalam setahun.
Bagi wanita yang tertarik juga suntik filler, ada beberapa hal yang penting diperhatikan sebelum melakukannya. Ini lima fakta mengenai suntik filler, seperti dikutip dari Women’s Health.
  1. Pilih Jenis Filler Tergantung Hasil yang Diinginkan
Suntik filler terbaik dan paling aman saat ini adalah yang terbuat dari hyaluronic acid. Hyaluronic acid adalah bentuk gula alami yang juga terdapat pada tubuh manusia. Fungsi hyaluronic acid adalah mengalirkan nutrisi dan membantu kulit mempertahankan kelembapan, kelembutan dan elastisitasnya. Filler hyaluronic acid disarankan bagi wanita yang ingin membuat bibirnya lebih penuh secara signifikan, atau ingin menambahkan sruktur pada lekukan tengah bibir (cupid’s bow).
  1. Efeknya Hanya Sementara
Apapun merek cairan filler, baik itu Juvederm Ultra atau Restylane, rata-rata efeknya hanya bertahan lima hingga enam bulan sebelum cairan hyaluronic acid terserap dan menyatu oleh tubuh. Namun beberapa jenis filler, seperti Juvederm Volbella bisa bertahan hingga satu tahun.
  1. Membutuhkan Persiapan
Sangat dianjurkan untuk tidak mengonsumsi aspirin, ibuprofen, suplemen minyak ikan atau vitamin E satu minggu sebelum suntik filler. Dijelaskan dermatologis Dara Liotta, M.D., hal ini dilakukan untuk membantu mengurangi bengkak sebagai efek samping penggunaan filler, karena memasukkan cairan ke dalam tubuh akan menipiskan aliran darah. Tidak disarankan juga meminum alkohol sebelum suntik filler.
  1. Bengkak dan Memar
Sebagian orang mungkin akan mengalami bengkak atau memar pada bibirnya pasca suntik filler. Dokter kulit Anda mungkin akan meresepkan arnica, suplemen natural, sebelum suntik untuk membantu mengurangi efek tadi. Dermatologis asal New York, Debra Jaliman, M.D., mengaku biasanya akan memberikan pil steroid untuk diminum di hari saat akan suntik dan setelahnya. Dara menyarankan untuk mengompres bibir dengan es batu agar bibir terasa sedikit lebih nyaman.
  1. Tak Semua Wanita Cocok Suntik Filler
Jika jarak antara hidung dan bibir sangat dekat, maka suntik filler untuk menebalkan bibir hanya akan membuat tampilan wajah jadi lebih aneh. menurut pakar kulit Dr. Jeffrey Epstein, M.D., suntik filler biasanya akan lebih bagus pada mereka yang ingin bibir atas atau bawahnya terlihat lebih tegas dan penuh. Tapi jika ingin bibir atas yang mengendur tampak lebih ‘terangkat’, maka bukan suntik filler jawabannya, melainkan lip fit atau pengangkatan bibir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Company Profile Vidiz Baniar

Visi & Misi Vidiz Baniar

Makna Logo Vidiz Baniar